The Rangga

Monday, May 19, 2008

Ekologi dan Konservasi


Sesaat yang lalu saya membaca salah satu blog sahabat saya, untuk melepas rindu canda dan bicara yang tidak sampai. euh.. entah apa yang ada dalam benak sahabat saya saat menulis tulisan tersebut dalam blognya, (.....ngomong ngomong, saya jadi ingat obrolan dengan bapak Diden Muttaqien, yang bilang bahwa "saya mah seorang ekolog, bukan konservasionis..."). hahaha.. kali ini saya tidak membahas tentang ekologi dan konservasi. hanya saja saat membaca kata demi kata kalimat diatas. seakan kejadian beberapa tahun lalu seperti kemarin sore, ingatan akan diskusi ekologi, konservasi dan diskusi lainnya. obrolan di depan api unggun hingga di meja restaurant dan membayangkan jalan hidup 5 -10 tahun ke depan, menikmati rekaman perasaan pada saat suasana dan bahagia. iya... ini lah., Menikmati Rekaman Perasaan Pada Saat Suasana Bahagia.

Sepertinya manusia mencari sensasi seperti nikmatnya perasaan bahagia itu. dan sekarang selepas jaman industri ini. barang siapa yang dapat memberikan jasa layanan sensasi atau apa kita sebut ya... personal sensation and feeling enrichment service. ....they could be rich.

Friday, April 06, 2007

MENEMUKAN METODA ADMINISTRASI YANG INOFATIF DI SEKOLAH

14 maret yang lalu presiden SBY meresmikan jaringan pendidikan Nasional, jaringan data elektronik ini rencananya menjadi lalu lintas data dan komunikasi lebih dari 3600 SMA, 84 perguruan tinggi. tentu dapat dibayangkan data yang akan keluar masuk melalui kanal Jardiknas.

Berbagai tantangan akan muncul dalam rangka mengoptimasi manfaat dari Jardiknas. salah satunya adalah entri dan pengelohan data yang dikirim dari tiap sekolah ke server Jardiknas. maka tim Jardiknas mengantisipasi dengan Standardisasi Sistem Kode Entri

Mengacu pada paparan tim Jardiknas di Websitenya. Sistem Kode Entri yang sedang dilakukan adalah melakukan standardisasi NOMOR POKOK SEKOLAH (NPS), NOMOR INDUK SISWA NASIONAL (NISN),dan NOMOR UNIK PENDIDIK & TENAGA KEPENDIDIKAN (NUPTK)

Selama ini belum semua sekolah maupun dinas pendidikan telah sesuai denga standar tersebut dan dalam mengadaptasi standar jardiknas diperlukan usaha rapi dan proses sesederhana mungkin agar sekolah dapat tetap fokus melakukan misinya sebagai garda terdepan pendidikan nasional yaitu melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran kepada para anak bangsa.

Kegiatan tersebut terangkum dalam apa yang disebut KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR. interaksi guru dan murid serta diantara merekalah yang kemudian merupakan inti sasaran teknis yang mengangkat kualitas PENDIDIKAN NASIONAL.

Sehingga segala macam inofasi administrasi dalam proses pendidikan tentunya sangat membantu pencapaian tujuan pendidikan.

Proses Administrasi yang terjadi di Sekolah antara lain:

Penerimaan Siswa Baru
Pengumuman Hasil Ulangan/Ujian/Try Out
Pengurusan Iuran Sekolah
Pengurusan Kepangkatan dan Status tenaga pendidik
Pembuatan Buku Induk Siswa
Pembuatan Buku Induk Tenaga Pendidik

hal-hal ini apabila tidak dikelola dengan baik akan menghambat proses belajar mengajar disekolah selain itu juga akan menghambat proses mendapatkan grant/bantuan baik dari pusat maupun daerah

So, semestinya kita semua mulai memperhatikan metoda yang dapat membantu kelancaran proses administrasi di bidang pendidikan!

Thursday, April 05, 2007

JARINGAN ICT UNTUK PENDIDIKAN JARDIKNAS DILUNCURKAN


NUSA DUA, RABU, KOMPAS 14 Maret 2007--Lama ditunggu momentumnya, Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) akhirnya diluncurkan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara pembukaan Konferensi Menteri-menteri Pendidikan Asia Tenggara (SEAMEO). Jaringan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT) tersebut ditujukan untuk menghubungkan 533 simpul di 33 provinsi, 441 kota/kabupaten, lebih dari 3.600 Sekolah Menengah Atas (SMA), dan lebih dari 84 perguruan tinggi, serta 61 Kantor Dinas Pendidikan di seluruh Indonesia.


Saat ini, jaringan internet dan intranet untuk pendidikan telah dikembangkan di sepuluh provinsi yakni seluruh provinsi di Pulau Jawa, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Bali, dan Sumatera Selatan. Jaringan tersebut sudah terpasang 25 persen di SMA/SMK/Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia. Sedangkan, di perguruan tinggi telah dibentuk jaringan tersendiri dengan nama Inherent (Indonesian Higher Education Network) yang baru tersambung untuk seluruh perguruan tinggi negeri.


"Program Jardiknas akan menata dan memperkuat tata kelola pendidikan nasional sebab program ini membantu pemerintah melakukan komunikasi langsung dengan sekolah dan dinas pendidikan di daerah," kata Mendiknas Bambang Sudibyo usai acara pembukaan Konferensi Seameo dan Peluncuran Jardiknas. Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dengan 247 juta jiwa, keragaman etnik, geologi, geografi, bahasa daerah, dan 17 ribu pulau memungkinkan terjadinya pertukaran pandangan, wawasan, dan pengalaman dengan memanfaatkan ICT.


Semua itu, lanjut Bambang, untuk meningkatkan mutu guru dan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Antara lain, bisa belajar dari jarak jauh. Besarnya spektrum permasalahan yang harus dikelola Depdiknas, baik persoalan guru, murid, rehabilitasi sekolah serta kondisi geografis yang sering menjadi kendala telah mendorong pemerintah mengembangkan sistem jejaring berbasis ICT.


"Sistem tersebut bermanfaat untuk membangun infrastruktur dan konektivitas informasi dan teknologi skala nasional di lingkungan Depdiknas. Selain itu,untuk mendukung proses belajar mengajar berbasis ICT," katanya.  Melalui penerapan sistem jejaring ICT untuk bidang pendidikan diharapkan akan mempermudah pelayanan dan mempercepat penanganan masalah pendidikan antar daerah di seluruh Indonesia, tambahnya.


Menurutnya, Indonesia akan bertukar pengalaman dalam hal pengembangan ICT untuk peningkatan mutu pendidikan dengan Malaysia yang telah menerapkan Smart School sejak tahun 2000. Demikian pula dengan Singapura dan Thailanda yang memiliki cara sendiri-sendiri dalam pemanfaatan ICT. Dalam Konferensi SEAMEO ke-42 akan didiskusikan target yang telah dicapai masing-masing negara dalam pengembangan ICT untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di sekolah.



Sumber: Antara
Penulis: Wah

COMPANY SETUP

Setiap pengusaha pasti pernah melalui hal ini, mempersiapkan sebuah badan usaha yang membantu kinerja dia dalam menjalankan sebuah bisnis. ini terjadi pada saya saat ini.

Duta Media Mardhika, namanya. ceritanya sih ingin menjadi jalan untuk mencapai kemerdekaan. entah orang lain dengan melihat deskripsi nama ini , maka menjadi punya pemikiran sebagai organisasi pergerakan politik atau hanya sebagai main-mainannya diden.. hahaha. entah. sekarang yang penting adalah bagaimana Duta Media Mardhika (selanjutnya ditulis sebagai DM Mardhika) yang awalnya hanya sekedar NAMA, Menjadi sebuah badan usaha yang running well.

Liat sana- liat sini, tanya sana - tanya sini. akhirnya saya melihat ada 3 hal yang harus disiapkan untuk DM Mardhika. Infrastrutur, SDM, Legal

1. Infrastruktur

Kondisi saat ini DM Mardhika beroperasi dan beralamat kantor dari Jl. Budi 131C, sekaligus sebagai tempat tinggal saya dan istri. alat kelengkapan kantor sebenarnya sangat minim. Saluran telepon masih menggunakan alat dan nomor ponsel pribadi saya, dan alhamdulillahnya telah hilang dengan sukses di A.Boy photocopy Center Dipati Ukur Bandung. nophone, no computer, no desk, only room with 1 set sofa.

maka infrastruktur yang harus disiapkan adalah

a. phone line 1 unit

b. Personal Computer 1 unit

c. Laptop 1 unit

d. Multifunction Machine Printer, Fax, Copier, Scanner. (recomended Xerox PE220/Canon Pixma mp530) 1 unit

e. Secretary Desk 1 unit

f. Internet access

g. paper, ballpoint, pencil. etc

h. Office room tentunya....

2. SDM

saya tidak mungkin selamanya meminta istri tercinta tuk menjadi sekretaris DM Mardhika. walau pun secara Quality and Performa are the best. buat saya terlalu mahal memposisikannya di DM Mardhika sebagai sekretaris. Kenapa, karena jabatannya sekarang sudah cukup membuat dia sibuk. yaitu sebagai Mahasisiwi yang sedang melakukan penelitian Tugas Akhir dan tentunya sebagai my soulmate mmmmhh..!

so, sekretaris 1 orang needed now

3. Legal

Saat ini saya sedang menimbang-nimbang apakah DM Mardhika berbentuk perusahaan perseorangan, atau Maatschap . namun yang jelas kepemilikan perusahaan ini adalah milik 1 orang pribadi saya sendiri. namun mengapa banyak orang membuat perusahaan dalam bentuk Comanditer Venootschap atau perseroan terbatas padahal secara de facto mereka adalah pemilik tunggal dari perusahaan itu. nah apakah bentuk legal perusahaan perorangan tidak mampu mengakomodir legalitas sebuah badan usaha dalam menjalankan usahanya? atau hanya merupakan sosial trend dikalangan pengusaha...?